Assalamu’alaykum wr.wb, dalam tulisan ini saya ingin share cerita saja
bagaimana pengalaman saya mengajar anak-anak, sebenarnya masih banyak cerita
yang menarik dan lucu setiap harinya dari anak-anak, karena keterbatasan waktu,
pikiran dan tenaga saya mohon maaf atas segala kekurangan dan saya berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tulisan ini. Semoga bermanfaat dan dapat
kita ambil manfaatnya bersama
Alhamdulillah saat ini saya diamanahi menjadi
fasilitator SD 2 Ibnu Haitham bersama bapak Dahlan. Di alenia yang pertama ini
saya ingin menceritakan awal pertama kali saya dan teman-teman kecil saya
mempersiapkan student perform. Saat itu 2 minggu sebelum kelas saya perform
saya sudah mempersiapkan perform apa yang akan kami tampilkan. Saat itu saya
ada 3 macam dance yang saya usulkan ke bapak dahlan yaitu Hokky Pokky, I’m
gonna catch you, dan pirates. Sedangkan bapak dahlan juga sudah mempersiapkan
dance yang akan ditampilkan yaitu tari betawi dan tari sajojo dari papua.
Dengan sedikit diskusi akhirnya kami memutuskan untuk perform betawi dance
untuk Boys dan I’m gonna catch you dance untuk girls, dan moving puzzle untuk
all student. Waktu kami tinggal 6 hari sebelum perform. Saya melatih dance
anak-anak Girls dan bapak dahlan melatih anak-anak boys. Cara melatihnya pun
lucu, kami menyiapkan laptop, LCD, dan Video untuk latihan dance. 2 hari kami
berlatih bersama, saya melihat anak-anak tidak banyak perubahan. Saya mulai
panik, akhirnya saya usul kepada bapak Dahlan untuk kita (saya dan bapak Dahlan) agar berlatih dulu dirumah kemudian kita sendiri yang mencontohkan ke
anak-anak. Alhamdulillah bapak dahlan setuju.
Dirumahpun saya latihan menari. Keesokan
harinya ketika saya sudah siap untuk latihan, tiba-tiba bapak Dahlan mengganti
dance untuk girls dengan tari Lenggang Nyai dari betawi. Saya agak terkejut/
kaget. Kenapa diganti pak? Padahal saya sudah latihan dance ini loh, dan waktu
latihan kita tinggal 4 hari lagi. Apakah anak-anak bisa? Dan saya belum pernah
lihat dan latihan tari tradisional tersebut sebelumnya??. “Gak enak/ gak adil
bu, masak yang boys nari tradisional yang girls modern dance. Tenang bu,
anak-anak nanti cepat bisa”. Jawab bapak Dahlan enteng. “Baiklah pak, saya akan
mencobanya”. Jawab saya dengan perasaan kecewa. Kembali seperti semula, kami
mulai latihan dengan laptop, LCD, dan Video tari. H-3 kami terus latihan dan
sepakat tidak menggunakan LCD, melanggar waktu pelajaran, snack time, free play
dan lunch. Dan sampai pada H-1 anak-anak narinya masih berantakan, ada yang
ngobrol sendiri, tendang sana tending sini, berlari, gerakannya dibuat
seenaknya sendiri, AAAARRGGHH bikin strees. Oh My God, saya panik dan deg-degan
sekali. “Pak gimana nih anak-anak belum bisa rapi narinya?”. Keluh saya kepada
bapak dahlan. “Tenang bu, biasanya anak-anak nanti bisa tampil lebih bagus saat
perform yang sesungguhnya”. Jawab bapak Dahlan. Dalam hati saya masih terus
gelisah dan mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja.
Hari H pun tiba, saya berusaha berangkat sepagi mungkin berharap bisa gladi
resik terlebih dahulu bersama anak-anak. Oh Alloh, ternyata anak-anaknya belum
datang semua, hanya beberapa saja yang baru berangkat. Dengan jumlah anak yang
seadanya kami memaulai latihan. Alhamdulillah anak-anak sudah mulai AGAK rapi.
Akhirnya perform-pun dimulai. Saya dan bapak Dahlan membantu mereka di depan/
dibangku penonton memberi arahan supaya anak-anak tidak lupa. Alhamdulillah
diluar dugaan saya, ternyata semua berjalan lancar. Ternyata memang benar
anak-anak terlihat sangat kompak menari di depan. Dan tetap saja ada yang
tendang-tendang, lari sana sini, dan mereka membuat gerakan sendiri. Semua itu
malah yang membuat mereka menarik. Polos, lugu, lucu serta keceriaan anak-anak
yang bebas terlepas yang membuat mereka tampak membanggakan dan menggemaskan
ketika perform. Alhamdulillah…
Setiap kali saya melihat video perform mereka, selalu ada perasaan senang dan haru. Biasanya melihat si A yang susah diatur, selalu memberontak jika dinasehati, eeehhh waktu liat video perform anak ini terlihat sekali polosnya. Saya jadi merasa berdosa besar. Entah kenapa. Dari peristiwa ini saya dapat mengambil pelajaran bahwa saya semakin yakin bahwa setiap anak membawa kebaikan masing-masing, mempunyai kemampuan, kelebihan, dan selalu dilahirkan dalam keadaan suci. Hanya tinggal bagaimana kita yang bisa yakin 100% kepada mereka bahwa mereka bisa.